Lintas Madura (20/04/2013)- Terungkapnya kasus
dugaan pencabulan yang melibatkan M Hasan Achmad, anggota DPRD Kabupaten
Sampang, yang kini ditangani Polrestabes Surabaya tidak hanya mencoreng kembali
lembaga legislatif atas perilaku amoral anggota dewan di negeri ini. M Hasan
Achmad atau Ihsan dituduh melakukan tindakan pelecehan sampai penyetubuhan
terhadap beberapa perempuan di bawah umur.
Sebelum melakukan aksinya, Hasan atau Ichsan yang merupakan
kader PPP Sampang tersebut mengucapkan ijab Kabul (nikah siri) di dalam mobil
dipimpin oleh seorang ustaz yang khusus diminta Hasan. Hal itu dilakukan
menurut pengakuan tersangka di beberapa media agar tidak menimbukan dosa. Saat
ini polisi sedang memburu penghulu yang membantu pelaku sebelum menyetubuhi
korban.
PPP Jatim pecat Hasan
Begitu mendengar kabar penangkapan Hasan ini, DPW PPP Jatim
langsung mengeluarkan surat keputusan pemecatan pada pelaku. Hal ini dilakukan
karena pelaku, yakni Hasan alias Ichsan dianggap telah mencoreng nama baik
partai dengan kelakuannya yang amoral.
Buruknya Kaderisasi
Parpol
Kasus yang melanda kader PPP ini hanya bagian dari beberapa
kasus yang muncul melibatkan anggota dewan yang terhormat. Mulai dari kasus
korupsi, penipuan, sampai pornografi dan pornoaksi. Kasus-kasus amoral yang
melibatkan anggota dewan mulai dari DPR, DPRD sampai DPRD Kabupaten Kota
menandakan system pengkaderan di parpol tidak jalan. Parpol lebih memprioritaskan
kalangan orang berduit dan orang yang punya basis massa riel untuk menopang
keberlanjutan parpol ketimbang kader mereka sendiri yang loyal.
Sistem rekrutmen parpol juga salah kaprah, karena hanya
untuk kepentingan pragmatis oriented. Menurut aktivis lembaga masyarakat Madura
Society Development, Hayaturrahman cara-cara parpol merekrut anggota dan
menetapkan calon legislatif sangat kental berbau kapitalistik dan terkesan
meninggalkan kader yang telah lama loyal. “ artinya kader parpol yang loyal dan
lama berjuang bisa kalah dengan sekejap dengan kekuatan uang dan tokoh yang
hanya mencari sensasi status quo” tegasnya.
Ironisnya menurut
Hayaturrahman, yang juga mantan aktivis PMII Sumenep ini calon yang jadi
dari kalangan yang tidak jelas tadi justru sering membuat ulah, mulai dari
korupsi dan tindakan memalukan parpol yang ia pijaki. “ Ya itulah, mereka kan
hanya jadikan parpol batu loncatan, selain memang siap meloncat pada parpol
lain yang menjanjikan, ia juga kadang suka bermasalah”, imbuhnya.
“Sudah saatnya parpol kembali pada khittah, yakni memosisikan
peran parpol pada rel semestinya, sebagai wadah pengkaderan estafet
kepemimpinan bangsa, bukan justru malah menjadi sumber masalah bangsa dan Negara”,
selorohnya. (mam/lm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda