Madura, Lintas Madura (08/07/2013) - Penetapan awal Ramadan 1434 H tahun ini akan dilaksanakan pada petang ini melalui sidang isbat kementerian Agama RI, setelah sebelumnya sejak sore hari akan dilaksanakan proses melihat bulan (rukyatul hilal) di beberapa tempat di Indonesia. Untuk itu masyarakat Muslim diminta untuk menunggu hasil sidang isbat dari Kemenag malam ini.
Ketua Lajnah Falakiyah
PBNU KH A, Ghazalie Masroeri mengatakan, hari ini pihaknya akan
mengkoordinir pelaksanaan rukyat di sedikitnya 90 titik rukyat yang
tersebar di beberapa titik strategis seluruh Indonesia, seperti di
pantai, bukit, atau menara masjid.
“Untuk menentukan secara pasti awal Ramadhan, NU akan menyelenggarakan pengamatan hilal di seluruh Indonesia yakni di 90 titik strategis dengan menugaskan 110 pelaksana rukyat bersertifikat nasional yang akan melakukan rukyat bersama para alim ulama, ahli hisab, ahli astronomi, ahli fikih dan warga nahdliyin setempat,” kata Kiai Ghazali di NU Online
Rukyat akan diselenggarakan sore ini, tepatnya sesaat setelah matahari terbenam di titik rukyat masing-masing.
Data hisab Lajnah Falakiyah PBNU untuk awal Ramadhan 1434 H di markas Jakarta sebagaimana dimuat dalam almanak PBNU tahun 2013 menyebutkan, ijtima’ atau konjungsi akan terjadi hari ini pukul 14:15:13 WIB, tinggi hilal saat dilakukan pengamatan 0o21’45” dengan posisi miring ke selatan, hilal akan berada di ufuk selama 3 menit 16 detik.
Hasil rukyat dari berbagai daerah akan dilaporkan pada posko Lajnah Falakiyah di kantor PBNU Lt 4, Jl Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, dan kemudian akan disampaikan di sidang itsbat yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama pada Senin malam.
Setelah Sidang Itsbat di Kementerian Agama menetapkan awal bulan, barulah kemudian NU melakukan Ikhbar atau pengumuman resmi mengenai awal Ramadhan 1434 H.
Menurut Kasubdit Pembinaan Syariah dan Hisab Rukyat Kementerian Agama, H. Ahmad Izzudin, sidang itsbat yang dihadiri perwakilan ormas, MUI, pakar astronomi, dan perwakilan duta besar negara-negara muslim sudah akan selesai pada sekitar pukul 19.45 WIB.
“Untuk menentukan secara pasti awal Ramadhan, NU akan menyelenggarakan pengamatan hilal di seluruh Indonesia yakni di 90 titik strategis dengan menugaskan 110 pelaksana rukyat bersertifikat nasional yang akan melakukan rukyat bersama para alim ulama, ahli hisab, ahli astronomi, ahli fikih dan warga nahdliyin setempat,” kata Kiai Ghazali di NU Online
Rukyat akan diselenggarakan sore ini, tepatnya sesaat setelah matahari terbenam di titik rukyat masing-masing.
Data hisab Lajnah Falakiyah PBNU untuk awal Ramadhan 1434 H di markas Jakarta sebagaimana dimuat dalam almanak PBNU tahun 2013 menyebutkan, ijtima’ atau konjungsi akan terjadi hari ini pukul 14:15:13 WIB, tinggi hilal saat dilakukan pengamatan 0o21’45” dengan posisi miring ke selatan, hilal akan berada di ufuk selama 3 menit 16 detik.
Hasil rukyat dari berbagai daerah akan dilaporkan pada posko Lajnah Falakiyah di kantor PBNU Lt 4, Jl Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, dan kemudian akan disampaikan di sidang itsbat yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama pada Senin malam.
Setelah Sidang Itsbat di Kementerian Agama menetapkan awal bulan, barulah kemudian NU melakukan Ikhbar atau pengumuman resmi mengenai awal Ramadhan 1434 H.
Menurut Kasubdit Pembinaan Syariah dan Hisab Rukyat Kementerian Agama, H. Ahmad Izzudin, sidang itsbat yang dihadiri perwakilan ormas, MUI, pakar astronomi, dan perwakilan duta besar negara-negara muslim sudah akan selesai pada sekitar pukul 19.45 WIB.
Sementara itu menurut Mustasyar PBNU KH Sya'roni mengatakan penentuan awal puasa harus menunggu Pemerintah, karena pemerintah yang berhak untuk itu. “Tidak ada yang berhak menetapkan awal puasa kecuali pemerintah, karena
pemerintah yang mempunyai kewenangan. Organisasi seperti NU sendiri
tidak boleh menetapkan awal maupun akhir Ramadhan,” ujar KH Sya’roni
Bahkan Jam'iyyah Thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah (TQN) yang berpusat di Suryalaya melalui releasnya di tqnnews.com meminta jamaahnya untuk mengikuti ikbar awal puasa Ramadan dari Pemerintah. Hal ini dikarenakan pemerintah telah memiliki kewenangan melalui Badan Hisab dan Rukyah serta meneguhkan Tanbih dari Wali Mursyid TQN yang salah satunya agar taat kepada ulil amri yakni pemerintah.
Sementara itu Menurut KH Taufikurrahman, Wakil Rois Syuriah PCNU Sumenep di Jejaring Sosialnya mengatakan data astronomis pada Senin, 08 Juli 2013 M sebagai berikut: Waktu Ijtimak:
14:15. Matahari Terbenam: 17:51:26. Azimut: 292* 28’ 5,4”. Bulan
Terbenam: 17:54:24. Azimut: 287* 51’ 8,7”. Saat Matahari Terbenam, umur
Bulan: 3,51 Jam. Fase Pencahayaan: 0,18%. Tinggi Dari Horizon: 0* 20’
32,7”. Azimut: 287* 56’ 5,9”. BrightLimb: 347* 21’ 50,3”. Elongasi: 4*
47’ 50,5”.
Sedangkan data astronomis pada Selasa, 09 Juli 2013 M, sebagai berikut : Matahari Terbenam: 17:51:39. Azimut: 292* 20’ 53,3”. BulanTerbenam: 18:41:45. Azimut: 285* 22’ 13,1”.
Saat Matahari Terbenam, umur bulan: 27,62 Jam. Fase Pencahayaan: 1,39%. Tinggi Dari Horizon: 10* 52’ 8,1”. Azimut: 287* 7’ 1,8”. Bright Limb: 302* 42’ 52,1". Elongasi: 13* 30’ 45,5”.
Sedangkan data astronomis pada Selasa, 09 Juli 2013 M, sebagai berikut : Matahari Terbenam: 17:51:39. Azimut: 292* 20’ 53,3”. BulanTerbenam: 18:41:45. Azimut: 285* 22’ 13,1”.
Saat Matahari Terbenam, umur bulan: 27,62 Jam. Fase Pencahayaan: 1,39%. Tinggi Dari Horizon: 10* 52’ 8,1”. Azimut: 287* 7’ 1,8”. Bright Limb: 302* 42’ 52,1". Elongasi: 13* 30’ 45,5”.
Dengan data ini menurut Kyai Pimpinan PP Matlabul Ulum Lenteng ini, agar bulan terlihat (berhasil dirukyah) kriterianya adalah umurnya harus 8 jam ke atas, sedangkan Senin baru 4 jam lebih sedikit, jadi kemungkinan dirukyah sulit. Namun tetap akan dilakukan rukyah sesuai dengan perintah Nabi Muhammad SAW. " Senin, 8 Juli 2013, bulan sudah wujud, tapi belum imkanurrukyah.
Umur bulan baru sekitar 4 jam. Matas minimal imkanurrukyah adalah umur 8
jam. Ini menurut hisab. Maka kita tunggu hasil rukyah pada
Senin, 8 Juli hari ini. Kalau ternyata terlihat bulan, maka Selasa, 9 Juli
2013, awal Ramadan. Tapi kalau ga terlihat bulan, maka awal Ramadhan
pada Rabu, 10 Juli 2013. Sedang Muhammadiyah, yang penting
bulan sudah wujud, mau bisa dirukyat atau tidak, maka awal Ramadan. Karena
itu, Muhammadiyah mengabaikan rukyah dan awal Ramadan, Selasa, 9 Juli
2013, Idul Fitri 8 Agustus 2013" tegas mantan Anggota DPRD Jatim 1999-2004 ini. (mam/lm)