Sumenep, Lintas Madura (21/07/2013) Hampir semua daerah di Indonesia memiliki Tradisi Patrol untuk
membangunkan warga jelang sahur. Tetapi Patrol yang menggunakan musik
tradisional Saronen hanya ada di Sumenep.
Musik tradisional ini
juga tergolong unik karena tidak setiap saat dimainkan, hanya moment
tertentu saja. Seronen adalah musik pengiring kerapan sapi atau sapi
sono (hias) saat memasuki arena pertandingan.
Selain pada acara
tersebut, di sumenep musik Seronen hanya di bisa dinikmati saat Bulan
Puasa. Itu pun hanya menjelang sahur. Itu pun tidak merata di seluruh
Sumenep.
Tradisi itu bisa ditemukan di Desa Pragaan Daya,
Kecamatan Pragaan. Tiap malam bisa dipastikan akan ada sekelompok pemuda
berkeliling kampung dengan memainkan musik Saronen untuk membangunkan
warga.
Ali Mufi (29), pemuda desa setempat yang biasa ikut patrol
mengatakan, mereka ini adalah pemuda yang masih peduli terhadap
kelestarian musik tradisional, warisan leluhurnya. Karena banyak pemuda
sudah tidak mau memainkan aset kekayaan budaya tersebut. Padahal tradisi
ini harus dijaga.
“Kebanyakan pemuda sekarang seperti apatis.
Mereka tidak peduli musik tradisional ini akan punah apa tidak,”
ujarnya, Sabtu (20/7/2013). Anehnya, imbuhnya, banyak pemuda yang justru
terbius dengan keberaan musik modern.
Karena itu, menurut pemuda
yang baru menamatkan S1 di salah satu PTS Sumenep ini menganggap,
momentum bulan puasa ini menjadi media untuk mengajak pemuda lain,
peduli pada keberadaan musik khas daerahnya ini.
Masih menurut
Ali, musik patrol Saronen juga sudah biasa dilakukan oleh para pemuda
pendahulunya, yang kini sudah memasuki usia lanjut. para pemuda tinggal
melanjutkan, agar tidak mengalami kepunahan.
“Jika pemuda tidak peduli pada kekayaan budaya sendiri, saya yakin musik tersebut ke depan akan punah,” pungkasnya (from lensaindonesia.com)