SELAMAT UNTUK GARUDA JAYA U-19 YANG MEMBUNGKAM KORSEL 3-2 DALAM LAGA AFC CUP GRUP G

Minggu, 21 Juli 2013

Sekdaprov Jatim : PNS Harus Netral dalam Pilgub


Terkait makin dekatnya waktu pemilihan gubernur (pilgub) Jawa Timur pada 29 Agustus 2013, Pemprov Jatim mengimbau para pegawai negeri sipil (PNS) tidak berpolitik praktis.
“Sebagai anggota KORPRI, PNS punya hak suara dalam pesta demokrasi. Tapi jangan sampai berpolitik praktis dan tetap menjaga netralitas sebagai abdi negara, abdi masyarakat, dan abdi pemerintah,” kata Sekda Prov Jatim, Rasiyo, saat dikonfirmasi.
 
Alasan Rasiyo mengingatkan hal ini karena kondisi tahun 2013 ini kental dengan unsur politis yang sangat kuat. Karena itulah dia mengimbau para PNS tidak terpengaruh dan tetap menjalankan tugasnya dengan baik. “Bersikap netral saja. Tidak perlu ikut ikutan mendukung pasangan calon tertentu,” tegasnya.
Rasiyo menambahkan pengertian netral adalah tidak memihak pada salah satu partai politik. Tapi menggunakan hak memilih dalam pemilihan umum (from lensaindonesia.com)


Musik Patrol Ramadan, Masih Ada di Sumenep


Sumenep, Lintas Madura (21/07/2013) Hampir semua daerah di Indonesia memiliki Tradisi Patrol untuk membangunkan warga jelang sahur. Tetapi Patrol yang menggunakan musik tradisional Saronen hanya ada di Sumenep.

Musik tradisional ini juga tergolong unik karena tidak setiap saat dimainkan, hanya moment tertentu saja. Seronen adalah musik pengiring kerapan sapi atau sapi sono (hias) saat memasuki arena pertandingan.
Selain pada acara tersebut, di sumenep  musik Seronen hanya di bisa dinikmati saat Bulan Puasa. Itu pun hanya menjelang sahur. Itu pun tidak merata di seluruh Sumenep.

Tradisi itu bisa ditemukan di Desa Pragaan Daya, Kecamatan Pragaan. Tiap malam bisa dipastikan akan ada sekelompok pemuda berkeliling kampung dengan memainkan musik Saronen untuk membangunkan warga.
Ali Mufi (29), pemuda desa setempat yang biasa ikut patrol mengatakan, mereka ini adalah pemuda yang masih peduli terhadap kelestarian musik tradisional, warisan leluhurnya. Karena banyak pemuda sudah tidak mau memainkan aset kekayaan budaya tersebut. Padahal tradisi ini harus dijaga.
“Kebanyakan pemuda sekarang seperti apatis. Mereka tidak peduli musik tradisional ini akan punah apa tidak,”  ujarnya, Sabtu (20/7/2013). Anehnya, imbuhnya, banyak pemuda yang justru terbius dengan keberaan musik modern.

Karena itu, menurut pemuda yang baru menamatkan S1 di salah satu PTS Sumenep ini menganggap, momentum bulan puasa ini menjadi media untuk mengajak pemuda lain, peduli pada keberadaan musik khas daerahnya ini.

Masih menurut Ali, musik patrol Saronen juga sudah biasa dilakukan oleh para pemuda pendahulunya, yang kini sudah memasuki usia lanjut. para pemuda tinggal melanjutkan, agar tidak mengalami kepunahan.
“Jika pemuda tidak peduli pada kekayaan budaya sendiri, saya yakin musik tersebut ke depan akan punah,” pungkasnya (from lensaindonesia.com)