SELAMAT UNTUK GARUDA JAYA U-19 YANG MEMBUNGKAM KORSEL 3-2 DALAM LAGA AFC CUP GRUP G

Rabu, 26 Juni 2013

Tanah Ambles di Dua Desa; Puluhan Warga Masih Mengungsi


Sumenep, Lintas Madura (26/06/2013)- Sampai saat ini puluhan warga Desa Matanair Rubaru masih berada dalam pengungsian akibat rumah dan lingkungan tanah mereka kini ambles beberapa hari lalu, tepatnya Sabtu. Hari sebelumnya yakni Jumat, hal yang sama menimpa tanah di desa Kecer Dasuk. Namun kejadian amblesnya tanah di Kecer tidak menimbulkan kerusakan rumah warga karena jauh dari perkampungan.



Ambles dan terbelahnya tanah di Dusun Karongkong, Desa Matanair, Kecamatan Rubaru, dan Dusun Kecer Laok, Desa. Kecer, Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep, dinilai sebagai sebuah gejala alam yang berbeda dibanding daerah lain.


Pakar geologi, konsultan BNPB Kajian Resiko Bencana, Petrus Mariono menjelaskan, jika mengacu pada data yang ada, biasanya longsor terjadi di daerah dengan kemiringan tinggi. Namun di Sumenep tanah ambles dan terbelah terjadi di tanah landai.

“Kejadian itu sulit diprediksi. Berbeda dengan longsor. Kami harus cek, di bawah tanahnya ini ada apa, kok bisa menyebabkan amblesnya tanah yang cukup signifikan,”katanya.

Berdasarkan hasil pemetaan geologi yang telah dilakukannya, di Desa Kecer dan Matanair, lanjut Petrus, ada aliran sungai bawah tanah yang nyambung.

“Ada rongga yang rawan menyebabkan gerakan tanah terbelah. Semakin hari gerakan tanah ini makin parah. Awalnya kedalaman hanya 20 centi meter, sekarang kedalaman tanah yang ambles mencapai 6 meter,”terangnya.

Ia memaparkan, melihat kedalaman amblesnya tanah yang semakin parah, pihaknya mengkhawatirkan tebing ambles itu akan ambruk. Kondisi tersebut akan diperparah apabila turun hujan.

“Tanah yang terbelah dan ambles itu membentuk dinding. Kedalamannya sekarang sekitar 5 hingga 6 meter. Ini cukup mengkhawatirkan. Tinggal menunggu waktu, sewaktu-waktu bisa ambruk. Semakin ada hujan, maka tanah akan semakin cepat bergerak,”ujarnya.

Saat ini pihaknya tengah mendeteksi, kemungkinan pergerakan tanah tersebut sampai kapan, sambil membuat peta kerawanan di Kabupaten Sumenep. (mam/lm-dari beberapa media)