SELAMAT UNTUK GARUDA JAYA U-19 YANG MEMBUNGKAM KORSEL 3-2 DALAM LAGA AFC CUP GRUP G

Kamis, 09 Mei 2013

Lestarikan Budaya, SMAN 1 Lenteng Gelar Pentas Seni 2013

 

                                 (Tari muang sangkal yang diperagakan siswa SMAN 1 Lenteng: Foto LM)



Sumenep, Lintas Madura (09/05/2013)- Sebagai upaya melestarikan budaya Sumenep dan sekaligus guna menumbuhkan kreativitas di kalangan siswa, OSIS SMAN 1 Lenteng menggelar Pentas Seni 2013 yang dihelat di pelataran panggung budaya SMAN 1 Lenteng Sumenep, kemarin (08/05/2013). Pentas seni dan budaya tersebut menampilkan berbagai atraksi seni dari siswa tiap kelas yang ada di SMA Lenteng.


Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang melibatkan seluruh warga sekolah, mulai dari osis, guru, pengelola, dan masyarakat (wali siswa). Acara pun dikemas dalam bentuk panggung terbuka dan ditata dengan apik. Pada pentas seni kali ini ditampilkan berbagai jenis seni, mulai dari seni tari, musik, teater, dan fashion. Sebagai pembuka acara, ditampilkan tari "muang sangkal" (tari tolak balak) yang mendapat apresiasi dari penonton.

                                       Foto Lintas Madura : Iwan Wahyudi,S.Pd (peci tinggi) dan Asistennya

Menurut salah satu pembina siswa SMA Lenteng, Iwan Wahyudi,S.Pd, kegiatan seperti ini sangat mendapat antusiasme yang luar biasa dari siswa, guru, dan TU. " makanya ini akan dijadikan agenda rutin yang tidak hanya pentas seni, tetapi bisa saja yang lain, seperti pameran kreatif siswa, kirap budaya siswa dan lainnya", tutur guru yang hoby olahraga futsal dan menembak ini.

Pihaknya berencana akan menjadikan SMA Lenteng menjadi ikon seni dan budaya di kalangan pelajar. " saya berkeyakinan dengan niat yang tulus dan anggaran yang memadai, kita bisa memulai serta menjadikan sekolah ini unggul di bidang seni budaya dan olah raga", tegasnya.

Acara pentas seni budaya tahun ini sekaligus dirangkai dengan kegiatan "lepas pisah" siswa kelas XII yang sebentar lagi akan lulus dari SMA Lenteng. (mam/lm)


Pilkades Sumenep 2013 : Calon Kades Banyak yang Tidak Punya Visi?

                                              salah satu kegiatan diskusi ala lesehan

Sumenep,Lintas Madura (09/05/2013)- Pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak per wilayah di Kabupaten Sumenep sampai pertengahan bulan ini dinilai sukses dan kondusif dari aspek pelaksanaannya. Hal ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak yang terlibat mulai dari panitia, pemdes, dan aparat keamanan yang terdiri dari Polres Sumenep, Kodim 0827 Sumenep, dan Satpol PP. Pelaksanaan Pilkades paruh berikutnya diperkirakan akan berjalan mulus tidak ada hambatan yang berarti.

Namun, hingar bingar pelaksanaan pilkades serentak tersebut dinilai baru menyentuh pada tataran prosedural, belum menyentuh pada substansial demokrasi. Setiap pelaksanaan pemilihan sejatinya melingkupi dua aspek sekaligus, sukses proseduralnya, juga sukses aspek subtansinya. Hal ini terungkap pada diskusi terbatas yang diikuti kalangan mahasiswa dan pemuda di Sumenep yang tergabung dalam Komunitas Mahasiswa dan Pemuda Sumenep (KoMPaS), kemarin malam di Pelataran Depan Stadion Giling Sumenep.

Menurut salah seorang peserta diskusi, Imam, mencermati pelaksanaan pilkades yang miskin kreativitas dan visi dari calon berlangsung terus-menerus tanpa perubahan. Para calon kades belum maksimal menggarap arah masa depan desanya yang bakal ia pimpin, tetapi pendekatan politik yang dilakukan lebih bersifat ketokohan, kedekatan keluarga, dan kekuatan uang. " lihat saja, calon yang ada sama sekali tidak menyentuh visi dan misi yang jelas, tapi yang aneh masyarakat justru terlena dengan hal ini, mereka terjebak pada calon mana yang didukung oleh modal material yang banyak", jelasnya pada media ini.

Imam mencermati, kalau ini terus dibiarkan maka secara otomatis akan merusak tatanan demokrasi ideal yang telah lama perjuangkan. Untuk  itu pihaknya berharap kepada instansi terkait tidak hanya sibuk dan justru ikut-ikutan terjebak pada aspek ceremonial belaka, tetapi  hanya melahirkan pemimpin-pemimpin yang miskin kreativitas, tidak visioner, dan pada akhirnya melahirkan pemimpin yang korup di tingkat desa. " kami berharap Pemdes melakukan kajian intens, tidak ikut-ikutan terpesona oleh fenomena pilkades yang tidak berkualitas substantif. Ke depan pemdes harus memberdayakan cakades sebelum ia jadi calon kepala desa, bagaimana merumuskan visi misi, strategi planning, penyusunan anggaran yang benar, dan standar pelayanan maksimal pada masyarakat yang harus dilakukan ",tegasnya.


                                                                                          Sumber : pemdes-sumenep.com
Sementara menurut pengamatan Lembaga Kajian MaSDev, melalui sekretarisnya, Hayaturrahman mengatakan bahwa calon kades yang ada kebanyakan hanya memampangkan banner foto cakades di tempat-tempat strategis di desanya untuk memilih dirinya, hampir tidak terlihat foto calon yang disertai dengan uraian visi dan misi dan program unggulan ketika dia terpilih yang sekaligus hal ini sebagai penarik dukungan warga. " belum ada atau bahkan tidak ada, saya hanya melihat di daerah-daerah tertentu, seperti di salah satu calon di Bangkal, Kota Sumenep dan beberapa desa di pinggiran kota. Sementara yang lain belum ada. Yang ada hanya berbunyi "pilih saya maka akan maju dan sejahtera", pertanyaannya, maju dan sejahtera lewat gimana, itu kan tidak jelas", tandas hayat.

Pihaknya menilai, ketidakjelasan dalam perumusan visi dan misi calon dalam pilkades ini, dikarenakan banyak hal, terutama faktor sumber daya calon." mereka kebanyakan kan nyalon hanya bermodalkan desakan warga sekitar dan modal uang, belum bisa merumuskan strategic planning yang baik untuk memimpin desanya, nah ini perlu pemberdayaan dan pendampinganmemang, bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga LSM dan ORMAS serta lembaga-lembaga yang ada di desa itu", ujarnya.

Pelaksanaan pilkades di Sumenep dihelat secara serentak bertahap perwilayah mulai awal Mei ini sampai akhir bulan. Calon kades harus menanggung sendiri biaya pelaksanaan melalui panitia pilkades di tingkat desa. (mam/lm)