Jumat, 03 Mei 2013
Masuki Pulau Madura, Pengungsi Muslim Rohingya Nasibnya Memprihatinkan
Sebanyak 60-an orang pengungsi etnis Rohingya, Myanmar, yang memasuki pulau Madura sejak 10 hari lalu dan sempat diinapkan di Losmen Faria, di Kota Pamekasan, nasibnya memprihatinkan.
Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Imigrasi (Wasdakim) Kantor Imigrasi Pamekasan, Dedy Hairil Zen, mengatakan kalau ke-60 orang pengungsi itu setidaknya akan ditampung selama sepekan di losmen tersebut.Saat ini, kata Dedy, pihaknya tengah mendata identitas seluruh pengungsi. Dari pendataan, baru 27 orang yang diketahui mengantongi paspor.
Sambil menunggu hasil kordinasi dengan kantor imigrasi pusat, Dedy mengakui kalau pihaknya akan terus menjaga dan mengamankan seluruh pengungsi agar tidak kabur seperti yang terjadi di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Dia menduga, para pengungsi yang ditangkap di Sampang itu masih satu rombongan dengan pengungsi yang kini ditampung di sana.
Meski begitu, di sekitar area losmen tidak terlihat seorangpun anggota kepolisian yang mengamankan lokasi. Tapi Dedy berjanji akan meminta Kapolres Pamekasan agar menerjunkan anggotanya untuk ikut menjaga area losmen.
Ke-60 pengungsi Rohingya itu terdiri dari 30 orang lelaki dewasa, 10 orang wanita dewasa, 19 anak-anak, serta seorang wanita bernama Sri Wahyuningsih (43) asal Cilcap Jawa Tengah yang bersuamikan seorang pengungsi. Sri mengaku sudah 16 tahun menikah dengan lelaki Myanmar saat bekerja di Malaysia.
Untuk menjaga kesehatan para pengungsi, tutur Dedy, pihaknya juga telah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Pamekasan untuk menyiapkan tenaga paramedis. Diakuinya, keberadaan tenaga medis sangat penting bagi para pengungsi, terlebih ada dua pengungsi yang tengah hamil.
"Sementara anak-anaknya ada yang sakit batuk pilek," urainya.
Dedy juga mengaku telah berkoordinasi dengan imigrasi pusat untuk memutuskan apakah para pengungsi nantinya akan dievakuasi ke Rudenim atau tetap ditampung di Pamekasan. Hingga saat ini dia mengaku belum tahu pasti mengenai penempatan para pengungsi itu selanjutnya. Dia mengatakan kalau pihaknya hanya menampung pengungsi.
"Soal berapa lama akan ditampung dan berapa biaya yang akan dikeluarkan, kami serahkan kepada imigrasi pusat," ujarnya.
Para Pengungsi Ingin ke Australia
Salah seorang pengungsi, M. Ilyas (41) yang mengerti bahasa Melayu menuturkan kalau dia nekat membawa serta istri dan empat orang anaknya mengungsi. Diakuinya, kalau dia berencana mengungsi ke Australia dan minta suaka untuk hidup di sana. Dia pun menolak keras jika harus dikembalikan ke negaranya, karena ada ancaman untuk dibunuh dan diusir
Muslim Rohingya Eksodus
Kaum muslim Rohingya eksodus ke negara-negara tetangga untuk meminta perlindungan dan menghindar dari konflik berkepanjangan berbau agama (Budha Ekstrimis dengan Muslim Rohingya). Beberapa sumber mengatakan, ada semacam kelompok garis keras Budha di Nyanmar didukung junta militer negara itu untuk mengenyahkan kaum Muslim dari bumi Nyanmar. Mereka menamakan kelompok atau gerakan "969" yang penyebabnya adalah phobia yang luar biasa kepada muslim Nyanmar seperti Indonesia yang tersebar luas.
Bahkan dengan kejadian ini, staf khusus PBB untuk penyelesaian konflik di Nyanmar mengkhawatirkan kalau tidak segera ditangani, akan menyebar ke negara-negara ASEAN dengan isu SARA.(dari berbagai sumber)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda