Lintas Madura, 15/05/2013-Rumput laut atau ‘bulung’ (Madura)
merupakan salah satu primadona produk unggulan di Madura terutama di masyarakat
pesisir. Sejak dibudidayakannya rumput laut di kalangan petani, masyarakat yang
semula hanya sebagai nelayan biasa atau
buruh di kampung pesisir nelayan, banyak beralih profesi menjadi petani,
penjual, atau sekedar buruh di komoditi ini.
Sebuah prospek yang luar biasa ada di rumput laut, karena merupakan
bahan ekspor ke luar negeri. Lahan
pertanian rumput laut menyebar dan membudidaya di beberapa tempat di Madura
bahkan sampai kepualauan. Saking berpeluangnya, di Sumenep dibangun gedung
megah untuk pengolahan rumput laut meskipun sampai saat ini belum beroperasi.
Namun, terakhir ini, petani rumput laut agak merugi
disebabkan cuaca yang kurang mendukung. Persoalan petani memang klasik, mulai
dari pemodalan, tanaman rusak karena cuaca, dan harga yang ajlok pasca panen. Seperti
yang diutarakan petani asal Bluto, Pandi yang sering merugi karena cuaca ekstrim saat
ini. Ia pun harus beralih profesi sejenak ke peladang. “ iya kan cuaca kurang
baik, jadi ke kebun dulu “, katanya dengan logat Madura kental.
Ia pun berharap berbagai pihak agar ke depan petani rumput
laut dapat lebih sejahtera dengan bantuan dan pemberdayaan dari instansi
terkait. (mam/lm)