SELAMAT UNTUK GARUDA JAYA U-19 YANG MEMBUNGKAM KORSEL 3-2 DALAM LAGA AFC CUP GRUP G

Selasa, 14 Mei 2013

Persepam MU Tahan Tuan Rumah Persita 0-0


Bermain dibawah tekanan pendukung tuan rumah, Persepam Madura United berhasil menahan imbang tuan rumah Persita Tangerang 0-0 di Stadion Mashud Wisnusaputra, Kuningan Tangerang.

Tidak diperkuat kapten tim Luis Edmundo yang cedera dan Ali Mukti Raja yang ikut kursus kepelatihan, Persita tampil kurang greget. Justru sebaliknya PMU yang diperkuat 4 pemain asing anyar mereka, Amadou Konte, Emanuel Linkers, Christopher Gomez, dan Zahila Aboubakar mulai menunjukkan kemampuannya.

Kontribusi pemain baru Persepam MU berhasil dengan menahan imbang tuan rumah dan tentunya mencuri poin di kandang lawan. Dengan tambahan satu angka, Persita memperbaiki posisi mereka satu tangga lebih baik ke peringkat 15 klasemen sementara dengan koleksi nilai 16. Sementara itu lewat raihan satu angka, Sape Karep kini berada di peringkat 11 klasemen usai mengumpulkan nilai 21 dibawah Gresik United yang menang tipis 1-0 dari Persiwa Wamena (mam/lm)

Pulau kecil di Sumenep yang Tenggelam Perlu Penanganan Serius


Pulau Pasir di Giligenting yang hampir tiada karena ulah manusia



Dua pulau di Kecamatan Gili Genting yang hilang karena proses penambangan pasir secara liar menggelinding menjadi wacana publik di Madura saat ini. Dua pulau itu adalah Pulau Pasir Putih, dan Pulau Kramat, Desa Ban Maleng di Kecamatan Giligenting.Dulu pulau yang tidak berpenghuni ini, menjadi daya tarik para turis untuk menikmati pasirnya yang bersih dan putih. Pulau yang memiliki luas 0, 046811 Kilo meter persegi tersebut mulai di tambangi pasirnya sekitar dua tahun yang lalu.


Berdasarkan informasi dari warga di pulau terdekat dengan 2 pulau yang hilang itu dikarenakan pengerukan pasir yang dilakukan oleh warga Kabupaten Pamekasan yang mengaku pulau itu masuk bagian dari Kabupaten Pamekasan.

Yang lebih hebat pengerukan pasir dilakukan warga Pamekasan itu dengan menggunakan alat modern yakni pasir yang disedot terus menerus. Setiap hari 7 hingga 10 perahu mengangkut pasir dari pulau tersebut. Dan ini berlangsung dua tahunan.


Dengan kondisi ini, Pemerintah Kabupaten Sumenep harus mengambil langkah cepat dan tegas. Jika dibiarkan, dikhawatirkan penambang pasir liar itu juga akan mengeruk Pulau Pandan yang lokasinya tidak jauh dari 2 pulau yang hilang.

Salah satu tokoh masyarakat kecamatan Gili Genting pulau Giliraja, Amil menjelaskan, pulau yang ditambang adalah pulua Se' Pote itu merupakan pulau tak berpenghuni. Pulau ini ada di sebelah barat pulau Gili Raja, berdekatan dengan pulau Gilingan.Menurutnya, di Pulau Se' Pote ini, pasirnya merupakan pasir putih yang berkualitas bagus. Tak heran jika menarik perhatian orang.Mungkin dengan pulau se' pote itulah yang dimaksud dengan pulau pasir putih. Yang miris, saat ini pengerukan pasir ilegal itu telah merambah pulau Gilingan yang bersebelahan dengan Pulau Se' Pote itu. Namun sampai saat ini belum ada respon dari pemerintah terkait hal ini.

Untuk menyelamatkan keberadaan pulau itulah, Bupati Sumenep menurut beberapa informasi akan mengagendakan untuk datang langsung kelokasi pulau tersebut dan pihaknya akan berkoordinasi dengan Bupati Pamekasan, karena penambangnya adalah warga Pamekasan. Namun pihaknya akan turun dulu kebawah.

Pulau Tenggelam Saat Bulan Purnama
 Namun, lain lagi dengan informasi tenggelamnya pulau karena ulah manusia. Di beberapa pulau kecil di Sumenep setiap bulan purnama tiba, ada beberapa pulau di Sumenep yang juga berpenghuni akan tenggelam. Ini disebabkan karena kondisi cuaca yang kurang bersahabat di sejumlah Pulau di Sumenep, Madura.

                                                                                   Gugusan pulau di Sumenep yang indah

Seperti Pulau/Dusun Bungin Nyarat, di Desa Saobi, Kecamatan Kangayan yang berpenghuni sekitar 100 KK atau 250 jiwa. Pulau lain yang serupa yakni Dusun Masjid di Pulau Saobi yang penduduknya mencapai 500 KK. Saat air pasang, semua daratan kedua pulau tersebut tergenang air laut.

Bahkan, ketinggian air laut mencapai hingga 20 cm. Rumah warga yang mayoritas terdiri dari rumah panggung memang selamat. Namun, genangan air laut di bawah rumah itu membuat tidak nyaman kehidupan warga di kedua pulau tersebut.

Untuk itu diharapkan ada tindakan dari pihak terkait, misalnya dengan melakukan penanaman pohon mangrove secara massal di dekat pantai untuk menghindari abrasi. Begitu pula perlu penanganan ketat dari pihak terkait,terutama aparat sampai tingkat desa untuk mencegah penambangan pasir ilegal. (tim/lm)